Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi seluruh umat muslim, di mana pada bulan ini umat muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Berbuka Bersama dengan teman semasa sekolah atau keluarga menjadi salah satu rutinitas yang hanya bisa dilakukan pada bulan Ramadhan. Lalu bagaimana jadinya jika harus menjalani ibadah puasa di negara dengan penduduk muslim minoritas? Vina Qurrota Akyuningrum membagikan cerita ramadhan dan berpuasa di luar negeri kepada Scholarship4us.
Global UGRAD yang Membawa Terbang ke Amerika
Vina adalah salah satu pelajar Indonesia yang harus menjalani ibadah puasa di negeri sebrang dan jauh dari sanak saudara. Dia adalah mahasiswa dari Universitas Teknokrat Indonesia yang menjadi salah satu penerima beasiswa pertukaran pelajar ke University of Central Missouri, Amerika Serikat. Kesempatan untuk belajar di Negeri Paman Sam ini dia dapatkan melalui Global Undergraduate Exchange (UGRAD) Program, salah satu program pertukaran pelajar yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.
Tantangan Puasa di Amerika
Program pertukaran pelajar selama satu semester ini memberikan pengalaman pertama bagi Vina untuk menjalani bulan suci Ramadhan di luar Indonesia. Awalnya, Vina sempat mengalami kesulitan menjalani puasa di Amerika Serikat. Waktu puasa yang hampir mencapai 14 jam serta sedikitnya jumlah orang yang menjalakan ibadah puasa menjadi tantangan tersendiri bagi Vina. Namun, tantangan tersebut tidak menyurutkan niat Vina untuk beribadah dengan maksimal di pulan suci ini. Bahkan, dia tetap rutin menjalankan ibadah tarawih meski hanya sendiri.
Pengalaman Menarik Selama Berpuasa
Di samping kendala yang Vina hadapi selama berpuasa di Amerika Serikat, Vina juga mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang tidak kalah berkesan, loh. Meskipun tidak bisa berbuka dengan teman-teman sekolah tapi, Vina dapat berbuka dengan sesama mahasiswa Internasional yang beragama Islam. Momen memasak dan menyiapkan menu berbuka bersama mahasiswa muslim dari berbagai negara menjadi pengalaman paling mengesankan selama berpuasa di sana.
Meskipun Amerika Serikat adalah negara minoritas muslim, tetapi negara tersebut sangat menjunjung tinggi toleransi. “Masyarakat di sini sangat menghargai perbedaan” papar Vina. Hal itu yang menjadi salah satu alasan Vina tetap merasa nyaman berpuasa di Amerika Serikat. Meskipun begitu, nyatanya Vina mengaku sering merasa rindu dengan suasana Ramadhan di kampung halamannya. Nah, walaupun berada jauh di sana, tetap Indonesia di hati ya Hunters.
Di akhir dari sesi wawancara, Vina memberikan pesan bagi Hunters yang ingin melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat. Vina memberikan pesan untuk Hunters yg ingin melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat agar tidak pesimis mengejar cita-cita. Vina juga menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk terus belajar terutama belajar beradaptasi dengan lingkungan baru.
Gimana Hunters, ada yang berniat untuk mengikuti jejak Vina?
Biar gak ketinggalan informasi seputar beasiswa, silakan kunjungi website dan sosial media kami:
Ig: @scholarship4us
Fb: Beasiswa Untuk Kita
Youtube: Beasiswa Untuk Kita
Tiktok: @scholarship4us
Beasiswa Untuk Kita,
dari kita, untuk Indonesia.